Thursday, August 21, 2008

Kenabian

Menurut ajaran Islam wahyu itu banyak macamnya. Yang penting
di antaranya ialah:

1. Wahyu Syariat dan

2. Wahyu tanpa Syariat.

Wahyu syariat tidak mungkin turun hagi sesudah Al-Quran,
karena Syariat Al Quran sudah lengkap sampai Hari Kiamat.
Sedangkan wahyu tanpa Syariat mungkin saja turun
sewaktu-waktu.

Arti Nabi

Orang-orang yang mendakwahkan bahwa mereka banyak menerima
wahyu tentang khabar-khabar gaib - menurut agama Islam -
orang-orang itu adalah Nabi.

Di bawah ini dicantumkan beberapa ayat Al-Quran dan Hadits
yang menerangkan tentang kemungkinan datangnya bagi
nabi-nabi sesudah Nabi Muhammad saw

Ayat Pertama

Allah swt berfirman dalam Surah Al Haj ayat 75:
اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Artinya: "Allah memilih utusan-utusanNya dari malaikat
dan dari manusia."


Perkataan yasthofi dalam ayat ini artinya memilih.
Menurut peraturan bahasa Arab, yasthofi itu fi'il mudhori
yang maksudnya menunjukkan pekerjaan yang sedang atau
akan dilakukan.

Jadi jelasnya Allah swt sedang atau akan memilih
Rasul-rasul-Nya menurut keadaan zaman atau menurut
keperluannya.

Ayat Kedua

Allah swt berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 179:
مَّا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِن رُّسُلِهِ مَن يَشَاءُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ
Artinya: Allah tidak akan membiarkan orang-orang mukmin
di dalam keadaan yang kamu ada padanya sebelum Dia pisahkan
yang buruk daripada yang baik. Dan Allah tidak akan
memberitahukan yang gaib kepadamu. Akan tetapi Allah memilih
diantara Rasul-rasul-Nya siapa Dia kehendaki. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-rasulNya.


Keterangan: Perkataan yadzara, yamiza,
yutli'a dan yajtabi itu adalah fi'il mudhori yang dipakai untuk masa zaman ini (sekarang) dan zaman yang akan datang. Maksud ayat ini ialah, Allah swt
akan mengirimkan Utusan-utusanNya untuk memisahkan yang baik
daripada yang buruk dan untuk memberitahukan tentang
khabar-khabar gaib.

Ayat Ketiga
Allah swt berfirman dalam Surah An Nisa ayat 69:
وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً
Artinya: Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan
RasulNya maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang
kepada mereka Allah swt memberikan nikmat, yakni Nabi-nabi,
Sidiq-Sidiq, Syahid-syahid dan Sholihin-sholihin.


Keterangan: Dalam ayat ini perkataan ma'a artinya
fi sebagaimana tersebut dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 193:

وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
Artinya: Dan wafatkanlah kami dalam golongan orang-orang
yang saleh.


Ayat Keempat

Allah swt berfirman dalam Surah Al A'raaf ayat 35:
يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُون
Artinya: "Hai anak-cucu Adam, jika datang kepadamu
Rasul-rasul dari antaramu yang menerangkan kepadamu
ayat-ayatKu, maka barangsiapa bertaqwa dan memperbaiki
dirinya, tak akan ada ketakutan menimpa mereka tentang yang
akan datang dan tidak tentang yang sudah-sudah."


Ayat Kelima

Setiap hari kita sering membaca Surah Al-Fatihah (ayat 6-7
bunyinya):
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
Artinya: Tuntunlah kami pada jalan yang lurus, jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat.


Keterangan: Siapakah orang-orang yang diberi nikmat itu?
Jawabnya kita baca dalam Surah Al Maidah ayat 20:
يَا قَوْمِ اذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنبِيَاء وَجَعَلَكُم مُّلُوكاً وَآتَاكُم مَّا لَمْ يُؤْتِ أَحَداً مِّن الْعَالَمِينَ

Artinya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu, ketika
Dia menjadikan Nabi-nabi diantaramu dan menjadikan kamu
raja-raja."


Dalam ayat-ayat tersebut Allah swt sendiri mengajar kepada
kita, supaya kita selalu berdo'a kepadaNya, supaya kita
mendapat nikmat. Nikmat itu ialah kenabian dan
kerajaan-kerajaan.


Ayat Keenam

Allah swt berfirman dalam Surah Al Mu'minun ayat 51:
يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Artinya: "Hai Rasul-rasul, makanlah dan makanan baik-baik
dan kerjakanlah amal Yang baik."


Keterangan: Di dalam ayat ini perkataan ar-rasuh
menyatakan sesudah Rasulullah saw akan datang Rasul-rasul
lain yang makan makanan baik-baik dan mengerjakan amal
saleh.

Ayat Ketujuh

Allah swt berfirman dalam Surah As-Shaffat ayat 71-72:
وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ الْأَوَّلِينَ
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ

Artinya: "Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka
sebagian besar dari orang-orang yang dahulu. Dan
sesungguhnya telah Kami utus Pemberi-pemberi peringatan
(rasul-rasul) di kalangan mereka."


Keterangan: Ayat ini menjelaskan, apabila di dunia telah
merajalela kesesatan dan kemungkaran, Allah swt senantiasa
mengirimkan Utusan-utusanNya .

Ayat Kedelapan

Allah swt berfirman dalam Surah Bani Israil (Al Isra) ayat 16:
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً
Artinya: "Dan Kami tidak akan menurunkan azab sebelum
Kami mengutus seorang Rasul.


Keterangan: Di zaman ini Allah swt telah, sedang dan akan
menurunkan azab besar, di antaranya Perang Dunia I, Perang
Dunia II, Perang Vietnam, di Timur Tengah dan bermacam-macam
bencana alam. Apakah ini tidak mengandung arti bahwa di
zaman ini Allah swt telah mengutus seorang Rasul?

Ayat Kesembilan

Allah swt berfirman dalam Surah Al Maidah ayat 3:
ِ
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ فَإِنَّ اللّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-KU dan telah
Kuridhai Islam itu sebagai agama bagimu."


Keterangan: Oleh karena agama Islam itu lengkap dan
sempurna, maka pengikut-pengikutnya pun harus mendapat
derajat ruhani paling tinggi, yaitu nabi-nabi.

Hadits Pertama

Di dalam kitab Hadits Ibnu Majah jilid I Kitabul Janaiz hal.
231 kita baca:

Artinya: Ketika Ibrahim ibnu Rasulullah saw wafat, beliau
(Rasulullah saw) menyembahyangkan jenazahnya. Kemudian
beliau bersabda: "Sesungguhnya di surga ada yang
menyusukannya. Dan kalau usianya panjang, ia akan menjadi
Nabi yang benar."


Keterangan: Wafatnya putra Rasulullah saw itu pada tahun 9
Hijrah sedangkan ayat "Khatamannabiyyin," sudah turun pada
tahun 5 Hijrah.

Kalau "Khatamannabiyyin" itu artinya (maksudnya) Nabi
terakhir (Nabi penutup, tidak ada lagi Nabi sesudah
Rasulullah saw) sudah tentu beliau tidak akan bersabda,
"Jika Ibrahim panjang usianya, ia pasti akan menjadi Nabi."

Hadits Kedua

Di dalam Kitab Hadits Kanzul Haqaiq fi Hadise Kaherul -
Khalaq hal 4. Rasulullah saw bersabda:

Artinya: "Abubakar r.a. orang yang terbaik dari umat ini,
kecuali kalau ada Nabi."


Hadits Ketiga

Di dalam kitab Hadits Muznad Ahmad Baihaqi dan Misykat hal.
461 Rasulullah saw bersabda:

Artinya: "Akan terjadi nubuat sampai waktu yang disukai
Allah swt. Kemudian akan terjadi Khilafat seperti dalam
Nubuat sampai waktu yang dikehendaki Allah swt. Kemudian
akan terjadi kerajaan yang lalim sampai waktu yang disukai
Allah swt. Kemudian akan terjadi Khilafat dalam Nubuat.
Kemudian beliau saw berdiam diri."


Keterangan: Menurut hadits tersebut akan terjadi beberapa
zaman. Pertama: ialah zaman Rasulullah saw. Kedua: zaman
Khalifah-khalifah beliau saw. Ketiga: zaman raja-raja
(kerajaan) dalam ummat Islam. Keempat: zaman sekarang,
ialah zaman Kenabian Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as dan
Khalifah-khalifah setelah beliau as wafat.


SOAL: Orang-orang yang percaya bahwa tidak ada lagi Nabi
sesudah Rasuluhlah saw mereka mengemukakan Surah Al Azhab
ayat 40:
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
> Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah
Rasulullah dan Khatamannabiyyin."


JAWAB: Perkataan "khatamannabiyyin" itu ada tiga artinya:

1. Jika kata "khaatam" di belakangnya dirangkai dengan kata
"jamak," artinya yang afdol sempurna, yang paling baik.
Khatamannabiyyin artinya yang paling baik di antara
Nabi-nabi.


2. Artinya "cincin." Sebagaimana cincin itu dipakai untuk
perhiasan, begitu pula Nabi Muhammad saw merupakan perhiasan
bagi semua Nabi.

3. Artinya "stempel" atau "cap." Kalimat ma yakhatamu bihi artinya yang distempel Nabi Muhammad saw adalah stempel bagi semua Nabi. Dengan stempel (pengesahan) dari Nabi Muhammad saw kita mengetahui kebenaran semua Nabi.

Tentang arti "Khaatam" ini baiklah saya jelaskan lagi dengan
mengutip beberapa hadits.

1. Rasulullah saw bersabda dalam kitab Hadits Musnad Ahmad
dan Kamzul Ummal jilid II hal.112:

Artinya: Sesungguhnya aku tertulis di sisi Allah swt
sebagai Khatamannabiyyin dan sesungguhnya Adam adalah
campuran antara air dan tanah.


2. Rasulullah saw bersabda dalam kitab Hadits Kanzul Ummal
jilid IV hal.128:

Artinya: Tenteramlah ya Umar, maka sesungguhnya engkau
adalah Khatamul Muhajirin dalam hijrah sebagaimana aku
adalah Khatamunnabiyyin dalam Nubuat.


3. Rasulullah s.a.w. bersabda dalam kitab Tafsir Safi:

Artinya: Aku adalah Khatamul-ambia dan kau hai Ali adalah
Khatamulaulia.


Keterangan: Dalam ketiga hadits tersebut jelas, bahwa
perkataan (khaatam) tidak dapat diartikan "penutup". (Contoh:
Kalau Ali diartikan "wali penutup" sudah tentu - sesudahnya
Ali r.a. tidak akan ada lagi wali. Sedangkan dalam
kenyataannya banyak lagi wali yang datang).

SOAL: Banyak orang yang percaya bahwa tidak ada lagi Nabi
sesudah Rasulullah saw itu karena berpegang kepada Hadits
Bukhari [Arab] (laa nabiyya ba di = tidak ada Nabi sesudah aku) Bukhari.

JAWAB: Hadhrat Mahyuddin ibnu Arabi dalam kitabnya "Futuhat
Makkiyyah" jilid III hal. 73 menulis:

Artinya: Inilah arti dari sabda Rasulullah s.a.w:
"Sesungguhnya Risalah dan Nubuat sudah terputus maka tidak
ada Rasul dan Nabi yang datang sesudah aku yang bertentangan
dengan Syariatku. Apabila ia datang, ia akan ada di bawah
Syariatku."


JAWAB: Rasulullah saw bersabda:

Artinya: Apabila binasa Kisra (Raja Farsi) maka tidak ada
Kirsa sesudahnya Dan apabila binasa Kaisar (Raja Roma), maka
tidak ada Kaisar sesudahnya.


Maksud hadits ini ialah tidak akan ada lagi Kisra dan Kaisar
seperti atau semacam Kisra dan Kaisar di zaman Rasulullah
saw

Seperti itu juga kita berkata: Nabi-nabi akan datang lagi
tetapi tidak seperti Nabi Muhammad saw (yang membawa
agama/syariat baru).

Kami beriman bahwa Nabi Muhanhmad saw adalah Khaataman
Nabiyyin
dalam arti beliau adalah Nabi yang paling mulia
(afdhal). Berhubung dengan dalam hadits dimana beliau
bersabda: Aku Nabi yang terakhir. Di situ beliau bersabda
pula: Mesjidku adalah Mesjid yang terakhir. Yakni mesjid
beliau adalah mesjid yang paling mulia di antara
mesjid-mesjid yang ada di muka bumi ini. Sebagaimana sesudah
mesjid beliau di Medinah boleh ada mesjid-mesjid lain di
dunia, seperti itu pula sesudah kenabian beliau saw nabi
lain bisa datang yang fungsinya hanya sebagai Nabi pengikut
dan pembaharu asgama Islam, bukan nabi yang membawa syariat
atau ajaran baru.

Hadits tersebut terdapat dalam kitab Muslim, yang lengkapnya
berbunyi:

Artinya: Aku adalah Nabi yang terakhir dan mesjidku
adalah mesjid terakhir.


Jelaslah, menurut ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits
Rasulullah saw tersebut di atas, bahwa pintu wahyu dan
Kenabian tidaklah tertutup. Tegasnya: Allah swt akan terus
menurunkan wahyu-wahyuNya dan senantiasa mengutus
Nabi-nabiNya.
[retyping dari tulisan Tuan Mahmud Ahmad Cheema, Sy]